POLSTRANAS
POLSTRANAS
POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
PENGERTIAN
Politik (politics) - kepentingan umum suatu bangsa, yang merupakan suatu
rangkaian azas, prinsip, keadaan, jalan, cara dan alat untuk mencapai
tujuan tertentu. Policy (kebijaksanaan) - penggunaan
pertimbangan-pertimbangan yang dianggap dapat lebih menjamin
terlaksananya suatu usaha, tujuan yang dikehendaki. Pengambil
kebijaksanaan biasanya dilakukan oleh seorang pemimpin dalam usaha
memilih cara-cara untuk mencapai tujuan antara politic dan policy
terdapat hubungan yang erat dan timbal balik. Strategi adalah cara untuk
mencapai suatu tujuan termasuk politik.
DASAR POLSTRANAS
Poltranas yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem
kenegaraan menurut UUD 1945. Jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang
ada disebut sebagai suprastruktur politik,yaitu MPR, DPR, Presiden,
DPA, BPK, dan MA. Badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai
infrastruktur politik, mencakup pranata-pranata politik yang ada dalam
masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media
massa, kelompok kepentingan (interest group), & kelompok penekan
(pressure group). Suprastruktur politik dan infrastruktur politik harus
dapat bekerjasama dan memiliki kekuatan yang seimbang.
STRATIFIKASI POLSTRANAS
Stratifikasi Polstranas : stratifikasi kebijakan nasional dalam NKRI,
meliputi : Tingkat Penentu Kebijakan Pusat, Tingkat Kebijakan Umum,
Tingkat Penentu Kebijakan Khusus, dan Tingkat Penentu Kebijakan Teknis.
Tingkat Penentu Kebijakan Puncak meliputi kebijakan tertinggi yang
lingkupnya nasional mencakup penentuan Undang-undang Dasar, dan yang
berkaitan dengan masalah makro politik bangsa dan negara. Penentu
kebijakan puncak adalah kewenangan presiden sebagai kepala negara.
Bentuk hukum yang dikeluarkan berupa Dekrit, Peraturan atau piagam
Kepala Negara. Tingkat Penentu Kebijakan Umum merupakan tingkat
kebijakan dibawah Tingkat Kebijakan Puncak yang lingkupnya juga nasional
dan ditekankan pada masalah makro strategis guna mencapai situasi dan
kondisi tertentu yang diharapkan. Bentuk hukum yang dihasilkan adalah
UU, PP, Keputusan atau Instruksi Presiden, dalam keadaan tertentu dapat
dikeluarkan Maklumat Presiden.
Tingkat penentuan kebijakan khusus merupakan kebijakan umum yang
merumuskan strategi, administrasi, sistem dan prosedur dalam bidang
utama pemerintahan. Wewenang kebijakan khusus terletak pada menteri
berdasarkan dan sesuai dengan kebijakan pada tingkat di atasnya. Bentuk
hukum yang dikeluarkan berupa Peraturan Menteri, Kepmen, Instruksi
Menteri, Surat Edaran Menteri.
Tingkat Penentuan Kebijakan Teknis ditekankan pada suatu sektor bidang
utama dalam bentuk prosedur dan teknik implementasi rencana, program dan
kegiatan. Wewenang pengeluaran kebijakan teknis terletak pada pimpinan
eselon pertama Departemen Pemerintahan dan Pimpinan Lembaga-lembaga
Non-Departemen. Hasil penentuan kebijakan berupa Peraturan, Keputusan,
Instruksi Pimpinan Lembaga Non-Departemen atau Direktur Jenderal.
KETIDAKSEIMBANGAN POLITIK DALAM NEGERI
Politik tidak menghendaki kehancuran Indonesia sebagai kekuatan yg dapat
menopang politik dan ekonomi negara maju, Tetapi negara maju juga
khawatir Indonesia menjadi terlalu kuat sehingga sulit dikendalikan dan
berpotensi merugikan kepentingannya. Berusaha memasuki kawasan politik
dan ekonomi Indonesia agar dapat ikut posisikan Indonesia pada kapasitas
yg wajar untuk tetap mendukung politik & ekonomi.
Kepentingan Negara Negara Regional Terhadap I N D O N E S I A Tidak
menghendaki kehancuran Indonesia karena [exodus] bisa menimbulkan
kerepotandan instabilitas regional. Tetapi mereka juga kawatir Indonesia
menjaditerlalu kuat sehingga mengancam eksistensi politik dan
ekonominya Berusaha memasuki kawasan politik dan ikut serta dalam
kegiatan ekonomi dgn penguasaan saham dan kegiatan perdagangan
Constrains and Disadvantage
POLITIK LUAR NEGERI
Yang dilakukan politik luar negeri : Menggunakan advantage untuk rengkuh
peluang dan netralisir ancaman, Inovasi-inovasi baru untuk tingkatkan
posisi tawar bagi kemenangan diplomasi Tidak bertentangan secara frontal
dengan negara negara besar . Teruskan Kerjasama cerdas dan proaktif
baik Bilateral maupun multilateralPolitik Politik Dalam Dalam Negeri
Negeri Tanggulangi Ancaman Global Trans National Crime, Terrorism
Radicalism, Separatism Perkuat Sistem Demokrasi Balance of Power,
Transparansi Perkuat yang lemah, kontrol yang kuat Otonomi Daerah Secara
Konsisten Langkah Sistematik& Berlanjut Perkuat hubungan2 antar
Daerah.
STRATEGI POLITIK
Apakah perbedaan antara taktik dan sebuah strategi? Menurut jenderal
Prusia yang terkenal, Carl von Clausewitz: “Taktik adalah seni
menggunakan ’kekuatan bersenjata’ dalam pertemuan. Strategi merupakan
seni menggunakan pertempuran untuk memenangkan peperangan dan bertujuan
mencapai perdamaian. Rencana jangka panjang tersebut kita sebut
strategi. Dalam Strategi ini, tujuan-tujuan jangka pendek dicapai
melalui taktik. Namun, tanpa strategi, taktik tidak ada gunanya.
Di banyak negara demokrasi, politik sebagian besar dikuasai oleh
pertimbangan-pertimbangan taktis, perilaku taktis serta tindakan yang
bersifat jangka pendek dan terlalu seringkali terlalu dangkal. Hal ini
juga terjadi dalam masyarakat di masa transisi seperti indonesia. Sejak
pemilu terakhir, para pengamat politik dan masyarakat menjadi saksi
beberapa langkah taktis yang brilian yang dilancarkan para politisi dan
partai-partai politik Indonesia.
Tetapi, para politisi seringkali menolak adanya pola pikir yang
militeristik dengan alasan ’kita tidak dalam keadaan perang, tapi dalam
perundingan politik yang damai dan proses-proses lain’ dan ’para lawan
politik kami bukanlah musuh’. Padahal, setiap ide politik yang baru
(seperti menciptakan atau membubarkan sebuah departemen, pemberian
subsidi, dan lain-lain) akan membingungkan masyarakat karena akan
mengubah status quo, dan tidak setiap anggota masyarakat mendapat
keuntungan dari adanya perubahan tersebut. Ada yang menang dan ada yang
kalah.
Perencanaan yang strategis dan cermat (seperti persiapan dan perumusan
konsep-konsep dan ide jangka panjang serta penerapan kebijakan dan
kampanye pemilu) merupakan persyaratan bagi keberhasilan politik dan
pembangunan berkelanjutan setiap institusi atau lembaga demokratis.
Namun, yang seringkali dilupakan oleh para politisi, terutama adalah
strategi politik untuk pemilu. Tujuan dari setiap strategi bukanlah
kemenangan yang dangkal – tapi perdamaian yang mendasar.
Dalam istilah politik, ’perdamaian’ ini berarti: penerangan
program-program yang tepat dan reformasi. Jika tujuan jangka panjang –
strategi - ini tidak tampak, misi bagi kemenangan akan tampak sebagai
perjuangan bagi kekuasan dan kekayaan pribadi; sebagai sebuah perjuangan
untuk mencapai tujuan-tujuan – selain tujuan yang telah ditetapkan.
Melalui program-program utamanya dalam pendidikan politik, dialog
politik dan konsultasi politik berupaya melakukan peran dalam peralihan
dan pengembangan pengetahuan politik yang bersifat strategis bermaksud
memotivasi para praktisi politik di semua tingkatan legislatif dan
eksekutif serta partai-partai politik untuk menggunakan
instrumen-instrumen strategis bagi kebijakan-kebijakan yang dibuat. Agar
tercapai pengorganisasian politik yang lebih berhasil-guna. Kami ingin
mendorong diciptakan dan dikembangkannya konsep-konsep politik yang
direncanakan secara strategis, yang meliputi pula unsur taktis dan unsur
operasional.
Konsep abstrak seperti strategi politik, paling baik bila dijelaskan,
dipahami dan diingat serta diletakkan dalam konteks praktis. Untuk
memberi kesempatan melihat bagaimana strategi dapat diterapkan dalam
praktik (baik berhasil maupun tidak), dan dalam rangka menyambut Pemilu
2004 di Indonesia, pada Maret 2003 memprakasai Program Kunjungan ke
Jerman selama seminggu bagi para politisi dan wartawan.
Tujuannya adalah untuk memperlihatkan kepada para politisi indonesia
serta para juru pemenang pemilu. Bagaimana cara merumuskan,
mengorganisasikan dan menerapkan strategi politik pada pemilu tahun 2002
di Jerman. Untuk mempersiapkan kunjungan, sebelumnya ntelah
mengumpulkan serangkaian materi – yang dikompilasi menjadi tiga bagian,
dan kini tersedia bagi masyarakat yang tertarik dan memerlukannya.
Materi tersebut tidak saja meliputi strategi kampanye yang mutakhir –
yang memberikan gambaran dari seluruh proses pemilu dan strategi
kampanye partai-partai besar, tetapi juga mengungkapkan banyak hal yang
berhubungan dengannya – misalnya tentang latar belakang keikutsertaan
mereka, alat yang dipakai untuk mengukur iklim politik dan perasaan
rakyat – sebelum dan setelah pemilu, serta hasil pemilu dan evaluasi
pasca-pemilu.
Penyediaan materi ini tidak dimaksudkan agar publik Indonesia mengikuti
atau meniru strategi yang dipaparkan, karena sudah barang tentu pemilu
di Jerman berlangsung dalam sebuah konteks yang sangat berbeda dengan
Indonesia. Budaya pemilu Jerman, misalnya, cenderung mengkonsentrasikan
lebih pada masalah-masalah tematis dan jarang menggunakan cara-cara
pengumpulan massa. Sebaiknya di Indonesia, pengumpulan massa dan
pengibaran bendera selalu diutamakan dalam setiap kampanye pemilu.
Namun begitu, perbedaan tersebut sekilas mungkin tidak sebesar yang
tampak di permukaan. Bahan bacaan ini dimaksudkan untuk memberikan
inspirasi bagi semua yang terlibat dalam rencana politik strategis atau
yang benar-benar mengikutinya serta untuk menjelaskan konsep abstrak
dari strategi politik melalui contoh-contoh praktis. Di samping itu,
semua yang dijabarkan di sini dapat diterapkan dalam sebuah konteks
lokal di Indonesia pada pemilu mendatang dan seterusnya. Keberhasilannya
tentu dapat diketahui setelah melalui beberapa pengujian.
Bacaan ini dibagi dalam tiga bagian – mengikuti tahapan logis dari
seluruh proses pemilu. Bagian I mencakup bahan-bahan yang disiapkan
sebelumnya atau menjelang pemilu; bagian II meliputi bahan-bahan yang
terbit selama kampanye pemilu – seperti yang ditulis dalam artikel surat
kabar secara bertahap dan berkesinambungan. Bagian III atau bagian
terakhir merupakan kumpulan bahan yang diterbitkan setelah hari
pencoblosan.
Bagian I merupakan sebuah pengantar, yakni ’Informasi umum tentang
kampanye dan strateginya’: bagaimana merencanakan sebuah kampanye,
bagaimana kampanye pemilu di Jerman mengalami perubahan, atau bagaimana
ketika partai sebuah strategi yang benar-benar baru (sekurangnya di
Jerman), partai tersebut memberikan contoh unsur-unsur sebuah kampanye
pemilu yang berbeda dari kampanye pemilu pada umumnya, yakni unsur
teknik, target, kampanye negatif, dan sebagainya.
Bagian I juga mencakup analisis pra-pemilu dari Pemilihan Umum Jerman
oleh dua ilmuwan politik, yang dapat memberikan pandangan yang menarik,
dan akhirnya analisis tersebut memberikan tinjauan kritis mengenai
lembaga jajak pendapat atau lembaga polling. Lembaga-lembaga jajak
pendapat telah memainkan peran yang semakin penting di setiap kampanye
politik. Partai-partai peserta pemilu sendiri membutuhkan jasa mereka
bahkan sebelum mereka mulai merumuskan sebuah strategi.
Selama kampanye, lembaga-lembaga jajak pendapat berusaha menarik
perhatian masyarakat. Informasi ini bukan saja merupakan respon penting
bagi publik, tetapi juga bagi para juru kampanye itu sendiri, karena
saat ini lembaga-lembaga jajak pendapat telah memainkan peran utama
dalam pemilu. Adalah hal yang penting untuk menyimak secara kritis cara
kerja atau metode yang mereka gunakan, baik kekuatan maupun
kelemahannya.
Perencanaan, Organisasi dan Penerapan Strategi’. Kampanye pemilu tahun
1998 dan juga kampanye tahun 2000 akan menjadi contoh cara merencanakan,
mengorganisasikan dan merumuskan sebuah strategi. Kedua kampanye ini
dipilih menjadi contoh karena merupakan tonggak penting bagi pemikiran
politik strategis di Jerman. Selain itu, kedua partai tersebut
menggunakan kampanye strategi yang berhasil ini sebagai landasan bagi
strategi Pemilu 2002 mereka.
Adalah menarik untuk melihat bagaimana dua konsep ini bekerja untuk dua
partai dengan kondisi yang berbeda. Bagian II juga meliputi pengantar
pendek kampanye tahun 2002. Bagian utama dari bagian II ini adalah
kumpulan artikel surat kabar tentang penerapan kampanye-kampanye selama
Pemilu 2002. Artikel-artikel tersebut dianggap berhasil atau tidak.
Terakhir, bagian ini mencakup pilihan poster-poster kampanye dari
partai-partai yang berbeda, yang menggambarkan bagaimana mereka berusaha
menampakkan strategi yang berbeda.
Bagian III tentang ’Hasil Pemilu dan Analisis’. Hari pencoblosan adalah
hari yang penting bagi partai-partai politik. Inilah saat dimana semua
yang memanas pada akhirnya meredup. Saat itulah partai-partai mengetahui
apakah strategi yang mereka rencanakan, organisasikan dan terapkan
dalam waktu yang lama akan membawa keberhasilan atau tidak kepada
mereka. Meskipun pada akhirnya memenangkan pemilu, kebanyakan analis
berpendapat, pemenang sesungguhnya dari kampanye.
Koalisi Merah-Hijau hanya mendapat kursi mayoritas dari 306 (pada pemilu
sebelumnya) menjadi 295 pada pemilu 2002. Analisis pasca-pemilu
memainkan peran utama dalam seluruh proses pemilihan. Dengan menganalisa
faktor-faktor: pada pemilih mana partai mendapatkan suara terbanyak.
Apakah ada pilihan gender yang berbeda pada setiap partai, apakah rakyat
di bekas Jerman Timur masih memberikan suara yang berbeda dengan rakyat
di Jerman bagian barat dan sebagainya, partai-partai mendapatkan
informasi penting bagi rencana strategis mereka di masa mendatang.
Bagian III juga meliputi hasil-hasil pemilu bersama di dua negara bagian
sebelum pemilu serta hasil pemilu bersama di dua negara bagian setelah
pemilu.
Membandingkan pemilu di tingkat nasional dan lokal juga dapat memberikan
pandangan strategis yang penting. Dalam hal pemilu 2002 pemilu bersama
di negara bagian ’Hessen’ dan ’Niedersachsen’ memberikan sinyal penting.
Meskipun baru saja memenangkan pemilu di tingkat nasional, partai
tersebut kehilangan suara yang penting selama pemilu lokal di dua negara
bagian. Kedua negara bagian itu sekarang dipimpin oleh CDU. Analis
pemilu membicarakan keadaan para pemilih yang ingin ’menghukum’ koalisi
pemerintah.
Mayoritas analis tersebut setuju bahwa meski faktor-faktor lokal juga
memainkan peran dalam hasil pemilu bersama, politik tingkat nasional
juga memainkan faktor yang penting. Jadi, pemilu di tingkat lokal
memberikan indikator yang penting bagi politik di tingkat nasional.
Seberapa baik politik kita berlangsung? Diagram suasana politik di
Jerman sebelum dan setelah pemilu jelas menggambarkan kecenderungan yang
menurun secara tiba-tiba.
Demikian bahan-bahan ini kami sediakan bagi Anda yang tertarik mengikuti
’pertarungan pemilu’. Semoga Anda dapat memetik manfaatnya.